Densus 88 Tangkap 7 Teroris Jaringan Ji Dan Ad
https://tribratanews.lampung.polri.go.id. Jakarta, – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang yang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Benar (ada penangkapan),” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar di Jakarta, Kamis (18/4) menanggapi penangkapan pada Selasa (16/4).
Saat ini penyidik Densus 88 Antiteror Polri masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para tersangka.
“Karena kepentingan penyelidikan dan penyidikan yang masih berlangsung. Saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif,” kata Aswin.
Penangkapan dilakukan di dua lokasi, yaitu di Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Dari tujuh orang yang ditangkap, empat orang merupakan warga Kota Palu, dua orang warga Kabupaten Sigi, dan satu orang warga Kabupaten Poso.
Beberapa barang bukti diamankan dari penggeledahan, termasuk laptop dan telepon genggam.
Penangkapan ini merupakan upaya kepolisian untuk menindaklanjuti perkembangan radikalisme dan terorisme di Indonesia. Sebelumnya, Densus 88 juga menangkap beberapa terduga teroris JI di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sumber :https://Tribratanews.polri.go.id
Densus 88 Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi jaringan Jemaah Islamiyah (JI) di Sulawesi Tengah (Sulteng). Penangkapan dilakukan di 3 wilayah.
"Dari informasi kami terima ke tujuh orang tersebut empat di antaranya warga Kota Palu, dua orang warga Kabupaten Sigi dan satu orang warga Kabupaten Poso," kata Kapolda Sulteng Irjen Agus Nugroho di Palu, seperti dikutip Antara, Rabu (17/4/2024).
Penangkapan dilakukan pada Selasa (16/4). Agus mengatakan empat warga Palu yang ditangkap berinisial AR, BS, GN, dan BK. Kemudian dua warga Sigi berinisial MH dan HR serta warga Poso berinisial SK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Densus juga menggeledah dua rumah di Jalan Lagarutu, Kelurahan Talise Valangguni, Kota Palu. Barang bukti disita dari kedua rumah tersebut, antara lain laptop dan telepon genggam.
"Saat ini sedang dilakukan pengembangan," kata Agus.
Densus 88 kemudian bergerak menggeledah satu rumah warga di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi. Penggeledahan dilakukan sebagai upaya penindakan radikalisme dan terorisme di Tanah Air.
Densus 88 Antiteror Polri menangkap total delapan tersangka teroris di wilayah Dumai, Riau. Kedelapan teroris tersebut merupakan jaringan Anshor Daulah (AD).
"Dilaporkan bahwa telah dilakukan penegakan hukum terhadap 8 orang tersangka Anshor Daulah Dumai, Provinsi Riau," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Kamis (15/9/2022).
Delapan teroris yang ditangkap itu adalah RP, JW alias AJ, II, M, Z, MNS, ITZ, dan MA. Mereka ditangkap pada Rabu (14/9), pukul 07.05 WIB hingga 12.10 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penangkapan dilakukan di Kota Dumai, Provinsi Riau, di 8 lokasi yang berbeda," ucapnya.
Aswin menjelaskan bahwa R merupakan Amir AD di Dumai dan terhubung dalam grup Telegram pengusaha lokal di bawah pimpinan Abu Yusha Jawa Tengah, yakni dengan tujuan membentuk struktur organisasi agar jihad bisa terealisasi.
"(Mereka) Melakukan survei i'dad di area perkebunan sawit Bagan Keladi, Dumai Barat. Beberapa di antaranya merupakan sisa Pok Pak Ngah (MD, Penyerangan Polda Riau 2018)," ujarnya.
"Mereka melakukan i'dad latihan ala militer sebanyak 2 kali di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, pada awal tahun 2020," tambahnya.
Simak juga Video: Densus Amankan Terduga Teroris di Lumajang
[Gambas:Video 20detik]
Densus 88 Antiteror Polri menangkap total delapan tersangka teroris di wilayah Riau, pada Rabu (14/9) kemarin.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menjelaskan para tersangka merupakan jaringan Anshor Daulah (AD).
"Penangkapan dilakukan di Kota Dumai Provinsi Riau di 8 lokasi yang berbeda," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aswin menjelaskan kedelapan tersangka teroris itu semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan inisial RP, JW alias AJ, II, M, Z, MNS, ITZ, dan MA.
Berdasarkan keterlibatannya, ia menuturkan RP berperan sebagai amir AD Dumai. RP juga disebut terhubung dalam grup telegram pengusaha lokal dibawah pimpinan Abu Yusha dengan tujuan membentuk struktur tanzim agar dapat merealisasikan Jihad Fisabililah.
Aswin menyebut para tersangka juga berperan melakukan survei IDAD di area perkebunan sawit Bagan keladi, Dumai Barat. Beberapa diantaranya juga merupakan sisa kelompok Pok Pak Ngah yang menyerang Polda Riau pada 2018.
"Mereka juga melakukan IDAD, latihan ala militer sebanyak dua kali di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, pada awal Tahun 2020," pungkasnya.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap delapan terduga terorisme teroris di beberapa wilayah Indonesia. Mereka disebut tergabung dalam kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
"Dilaksanakan penegakan hukum terhadap delapan tersangka kelompok Negara Islam Indonesia (NII) di beberapa wilayah di Indonesia," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).
Aswin mengungkap delapan tersangka berinisial NAA, JN, ER, IS, SW, DYT, MA, dan SY. Mereka diringkus pada hari yang sama, yaitu pada Selasa, 19 November 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aswin menyebut kelompok teror dan radikal akan terus berupaya menanamkan pengaruh dan pemikiran radikal kepada masyarakat melalui kegiatan terselubung. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap adanya penyebaran pengaruh radikal dengan memiliki kepekaan terhadap hal tersebut.
"Diharapkan masyarakat selalu waspada terhadap adanya penyebaran pengaruh radikal dengan memiliki kepekaan terhadap hal tersebut, dengan menjaga diri, keluarga, dan lingkungan, serta menyampaikan kepada pihak berwenang apabila menemukan adanya penyebaran paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara," ujar Aswin.
Aswun menuturkan penangkapan terhadap tersangka memberikan fakta bahwa kelompok teror secara sistematis berupaya melakukan perekrutan dan menanamkan pemahaman yang keliru di tengah masyarakat. Karen itu, masyarakat hendaknya waspada dan mampu memilah.
"Agar tidak terpengaruh oleh propaganda serta paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara," pungkasnya.
Lihat juga Video: Densus 88 Amankan 3 Terduga Teroris di Kota Batu
[Gambas:Video 20detik]
TEMPO.CO, Palembang - Tim Densus 88 Antiteror menangkap dua terduga teroris dari jaringan organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII) di Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan (Sumsel).
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) OKU Timur Ajun Komisaris Besar Kevin Leleury mengatakan, kedua terduga teroris itu adalah MD (51 tahun) dan MA (49 tahun), warga OKU Timur, yang diklaim telah lama dipantau oleh kepolisian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keduanya ditangkap pada Selasa, 19 November 2024. "MD ditangkap di dekat rumahnya sekitar pukul 05.30 WIB, sedangkan MA ditangkap di jalan ketika pulang dari mengantar anaknya sekolah sekitar pukul 07.30 WIB," kata Kevin Leleury dalam rilisnya pada Rabu, 20 November 2024.
MD adalah warga Desa Triyoso, sedangkan MA warga Desa Sidorahayu Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur. Sehari-hari, MD adalah pedagang kopi online, sementara MA membantu istrinya berjualan di toko kosmetik. Pada saat penggeledahan di rumah kedua pria itu, tim Densus 88 menemukan sejumlah bukti berupa handphone, baju serta beberapa dokumen dan buku tentang jaringan teroris tersebut.
"Kedua terduga dan barang bukti langsung dibawa ke Palembang untuk dilakukan pemeriksaan dan penyidikan lebih lanjut,” kata Kevin.
Kevin, yang pernah bergabung dengan Densus 88, mengatakan, dua terduga teroris ini, yaitu MD dan MA, bukan sel aktif. Mereka merupakan jaringan teroris Sumatera.
"Mereka sudah mempelajari tentang paham-paham radikal, melakukan latihan di luar wilayah OKU Timur dan melakukan komunikasi dengan jaringan-jaringannya di Jakarta dan sekitarnya," kata Kevin.
Kapolres mengatakan kepolisian akan terus bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan keamanan masyarakat dan menekan penyebaran paham radikal di wilayah OKU Timur. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas yang mencurigakan terhadap jaringan-jaringan organisasi terlarang di Indonesia.
"Segera laporkan jika ada hal-hal yang mencurigakan di lingkungan sekitar. Deteksi dini ini penting agar potensi aksi berbahaya, seperti bom bunuh diri, dapat dicegah," ujarnya. Pilihan Editor: ICW Sebut Johanis Tanak Ingin Hapus OTT KPK cuma Upaya Ambil Hati DPR
Densus 88 Antiteror Polri menangkap total sembilan orang tersangka teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) dan Jemaah Anshor Daulah (JAD) dalam sepekan terakhir. Kesembilan tersangka itu ditangkap di berbagai daerah.
"Ada sembilan, satu di Kalimantan Barat, lima Sumatera Selatan, dan tiga Nusa Tenggara Barat. Jaringannya JAD dan JI," ujar Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dihubungi, Jumat (20/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramadhan menjelaskan penangkapan pertama dilakukan penyidik Densus 88 terhadap lima tersangka teroris JI di wilayah Sumatera Selatan, pada Rabu (18/10).
Selanjutnya penyidik melakukan pengembangan dan kembali menangkap satu tersangka teroris jaringan JAD di wilayah Kalimantan Barat, pada Kamis (19/10). Pada hari yang sama, penyidik Densus 88 turut menangkap tiga tersangka teroris jaringan JAD di Lombok Timur, NTB.
Namun, Ramadhan belum mau merincikan lebih lanjut soal inisial dan peran dari masing-masing tersangka teroris yang ditangkap. Ia mengatakan saat ini Densus 88 masih memeriksa para tersangka.
"Penyidik Densus masih bekerja di lapangan untuk mengumpulkan semua keterangan dan barang bukti," ucapnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajarannya untuk mengantisipasi seluruh aksi terorisme yang mungkin terjadi selama pelaksanaan Pemilu 2024.
Hal tersebut disampaikan Listyo saat memimpin Apel Gelar Pasukan sekaligus membuka rangkaian Operasi Mantap Brata 2023-2024, di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa (17/10).
Listyo meminta agar antisipasi serangan teror menjadi fokus utama pengamanan pemilu. Ia bahkan turut menyinggung adanya aksi terorisme yang sempat terjadi pada Pemilu 2019.
"Terorisme harus menjadi perhatian serius. Pada penyelenggaraan Pemilu 2019 terdapat 6 aksi serangan teror dan ini tidak boleh terjadi di Pemilu 2024," katanya.
Selain itu, dia mengingatkan jajarannya untuk mengantisipasi eskalasi serangan yang mungkin meningkat pasca perang yang terjadi antara Palestina dan Israel. Listyo menugaskan jajarannya untuk melakukan langkah pencegahan dalam penangkapan pelaku teror.
Bisnis.com, JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri telah menangkap tujuh terduga pelaku teroris di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Benar [ada penangkapan 7 teroris di Sulteng]," ujar Juru Bicara Densus 88 Anti-Teror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, kepada wartawan, Kamis (18/4/2024).
Dia juga menyampaikan bahwa ketujuh orang itu diduga merupakan jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI).
Hanya saja, Aswin belum menjelaskan secara detail pelaku serta perannya dalam kelompok teroris JI tersebut. Aswin menambahkan, saat ini proses pendalaman masih dilakukan kepada tujuh terduga teroris itu.
"Detailnya nanti kami sampaikan lewat Humas ya. Saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Densus 88 juga telah menangkap 12 terduga teroris jaringan JI di Jawa Tengah. Mereka di antaranya berinisial S alias M, M alias R, T alias A, P alias K, N alias A, T alias J, E alias W, N, SU, dan MU.
Misalnya, mereka berperan sebagai fungsi pendukung operasional kelompok JI, mulai dari memfasilitasi kegiatan, menyembunyikan DPO/pelarian hingga pencarian dana, logistik berupa senjata api dan senjata tajam, hingga aspek pengembangan personel.
"[Dua terduga teroris ini] masih merupakan bagian perkembangan proses penyidikan terhadap ke-10 tersangka terduga teroris sebelumnya," Karopenmas Div Humas Polri, Trunoyudp Wisnu, Rabu (31/1/2024)."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel